Monday, August 27, 2018

Jantung Perpustakaan UNAIR, Apakah Ruang Baca Umum Sudah Memenuhi Ekspektasi?

      Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, perpustakaan merupakan tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan sebagainya. Perpustakaan merupakan fasilitas yang mutlak harus ada dalam lingkungan akademis. Bagaimana tidak, kebutuhan para akademisi akan buku-buku sebagai refrensi tidak dapat serta-merta mereka peroleh. Ada banyak alasan mengapa buku-buku yang biasanya digunakan sebagai referensi tidak bisa dengan mudah didapatkan. Ada yang terbelenggu oleh biaya, ketersediaan barang, maupun berbagai alasan lain. Meskipun mencari referensi dalam internet sangatlah mudah pada zaman sekarang, tetap ada beberapa buku referensi—terutama yang klasik—yang tidak dapat ditemukan selain di perpustakaan-perpustakaan. Disinilah peran serta keberadaan perpustakaan sangat diapresiasi dan disyukuri oleh para akademisi.
    Begitu pula yang terjadi di Perpustakaan Universitas Airlangga Kampus B, Surabaya. Seperti yang dapat dilihat, gedung seluas kurang lebih 5.613,75 m² ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Bahkan pada waktu-waktu  tertentuterutama pada jam pergantian mata kuliah ataupun pada masa-masa ujiangedung ini malah dipenuhi pengunjung yang hendak mencari buku untuk referensi tugas atau sekadar bersantai sambil menunggu jam mata kuliah berikutnya. Gedung yang dibangun pada tahun 1986 ini juga memiliki banyak ruangan yang menyediakan berbagai koleksi buku ilmu-ilmu sosial, antara lain ilmu hukum, ilmu sosial dan politik, ilmu budaya, ilmu psikologi, dan ilmu ekonomi bisnis. Pada lantai satu, terdapat ruang diskusi, ruang belajar individu, ruang internet, elib, dan bagian peminjaman buku. Pada lantai dua, terdapat ruang koleksi khusus 1 dan ruang koleksi khusus 2. Sedangkan pada lantai tiga, terdapat ruang baca umum, British Corner, dan American Corner. Namun mengesampingkan banyaknya ruang yang diharapkan bisa sepenuhnya memfasilitasi pengunjungnya, apakah sebenarnya fasilitas dalam ruangan baca umum—yang menjadi jantung dari perpustakaan tersebut—sudah memenuhi ekspektasi pengunjungnya?
    Selain di setiap universitas, di Surabaya terdapat beberapa perpustakaan milik negara yang dapat dijadikan pembanding. Sebut saja perpustakaan umum kota Surabaya di Balai Pemuda maupun badan arsip dan perpustakaan provinsi Jawa Timur. Kedua perpustakaan itu cenderung ramai dan disukai masyarakat karena dua alasan, yaitu koleksi buku dan suasananya. Kami pun mencoba mewawancarai salah seorang pengujung perpustakaan Unair yang pernah mengunjungi perpustakaan lain di Surabaya, Wafiyya, sebagai narasumber dan pembanding. Ia menjelaskan bahwa baik perpustakaan Unair maupun perpustakaan kota Surabaya dan badan arsip dan perpustakaan provinsi Jawa Timur memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Menurutnya, suasana ruang baca umum perpustakaan Unair sedikit kurang memenuhi ekspektasinya, ruang baca di perpustakaan balai pemuda lebih nyaman, dengan fasilitas AC yang lebih dingin, pencahayaan lebih baik, dan penataan letak rak buku yang nyaman. Sedangkan jika dibandingkan dengan ruang baca di badan arsip dan perpustakaan, perpustakaan Unair lebih nyaman karena lebih sepi dan kondusif. Meskipun fasilitas AC dan pencahayaan di ruang baca badan arsip dan perpustakaan masih teta lebih baik dibanding ruang baca umum perpustakaan Unair. Pada perpustakaan Unair, suasananya cenderung lebih suram dibandingkan dua perpustakaan lainnya. Narasumber lain, Bening, juga mengatakan hal yang sama. Fasilitas di ruang baca umum perpustakaan Unair juga tidak memenuhi ekspektasinya, fasilitas AC yang tersedia dirasa kurang dingin serta pencahayaan yang tersedia dirasa kurang terang. Padahal menurutnya pencahayaan sangat penting bagi sebuah perpustakaan, karena dengan pencahayaan yang buruk dapat menyebabkan mata sakit sehingga orang enggan berlama-lama menghabiskan waktu membaca buku di sana.
    Meskipun begitu bagi mereka berdua, ruang baca perpustakaan Unair juga memiliki kelebihan tersendiri, yaitu buku yang tersedia sesuai kebutuhan dengan kategorisasi yang memudahkan pengunjung untuk mendapatkan buku yang mereka cari. Buku keluaran baru hinga klasik tersedia di sana—meskipun untuk buku baru jumlahnya tidak begitu banyak. Namun buku-buku yang tersedia di sana menjadi sangat membantu karena jarak perpustakaan yang dekat, sehingga mereka jadi tidak harus ke luar kampus untuk mencari referensi. Ruang baca umum perpustakaan Unair juga memiliki tempat duduk yang banyak. Tidak nyaman duduk di kursi? Pengunjung tidak perlu bingung karena telah disediakan pula tempat lesehan. Fasilitas tersebutlah yang membuat pengunjung betah berlama-lama di perpustakaan. Selain itu prosedur peminjaman buku di sini pun sangat mudah, pengunjung bisa memilih apakah mereka ingin meminjam secara mandiri maupun dibantu dengan petugas perpustakaan.
    Sehingga meskipun koleksi buku di ruang baca umum perpustakaan Unair relatif lengkap dan sudah memenuhi kebutuhan. Secara suasana, ruang baca umum perpustakaan Unair masih kurang memenuhi ekspektasi pengunjung. Sebagai pengunjung, kedua narasumber kami mengharapan beberapa hal yang harus diperbaiki oleh perpustakaan Unair untuk ke depannya. Antara lain, memperbaiki pencahayaan dan fasilitas AC agar lebih dingin, sehingga pengunjung jadi lebih nyaman jika membaca buku di sana. Selain itu menambah unit buku-buku baru dan pengharum ruangan juga dinilai akan menambah daya tarik agar pengunjung di perpustakaan jadi lebih banyak.



Stray Kids, YouTube, dan Sebuah Pembuktian Popularitas

Industri hiburan Korea Selatan semakin berkembang sejak mendunianya hallyu wave , hal ini menyebabkan persaingan dalam industri tersebut ju...